Adalah kebiasaan Presiden AS, John F. Kennedy menerima tamu-tamu negara  di lantai atas Gedung Putih. Tapi protokol itu tidak berlaku bagi  Sukarno, Presiden Republik Indonesia. Dengan gagah dia nyatakan langsung kepada  protokol Gedung Putih, “Kennedy mesti turun. Sambut saya di bawah.  Kalau tidak, saya tidak akan datang.”
Entah  bagaimana si petugas protokol itu menyampaikannya ke Kennedy.  Tetapi  yang jelas, ketika Bung Karno datang ke Gedung Putih, Kennedy  turun  ke  lantai bawah, dan menyambutnya dengan ramah. Setelah ritual  pertemuan  dua kepala negara sekadarnya, barulah keduanya bersama-sama  menaiki  tangga ke atas, diiringi para staf kedua petinggi negara tadi. Bukan   hanya itu. Bung Karno bahkan diberi kesempatan berpidato di Gabungan   Kongres dan Senat Amerika Serikat. Ini sangat jarang terjadi, Kepala   Negara disambut di Amerika Serikat dengan Sidang Gabungan Kongres dan   Senat.
Saat,  disambut Kennedy di bawah. Kennedy sempat  memperkenalkan para staf  yang mendampinginya. Salah satunya adalah  Menteri Pertahanan Amerika  Serikat, Charles Wilson,Politisi kelahiran Texas 1 Juni 1933,  alias  satu zodiak dengan Bung Karno. Ketika diperkenalkan, Wilson  yang  berperawakan gagah dan berwajah macho, maju hendak menyalami Bung Karno.  Saat itulah muncul spontanitas humor diplomasi yang  sungguh luar biasa  dari seorang Sukarno, presiden negara berkembang yang  belum lama lepas  dari penjajahan Belanda.
Kepada  Wilson, Bung  Karno tidak sekadar mengulurkan tangan untuk bersalaman.  Lebih dari itu,  Bung Karno dalam bahasa Inggris yang fasih berkata, “Kombinasi baju dan  dasi Tuan tidak bagus,”  sambil Bung Karno membetulkan  ikatan dasi yang kelihatan miring.  Selesai merapikan dasi Menhan Amerika  Serikat, Bung Karno melanjutkan  ucapannya, “Tuan boleh punya bom atom,  tapi kami punya seni yang tinggi.”
Bayangkan!!!  Mental siapa yang tidak koyak. Apalagi Bung Karno melakukan  semua  gerakan dan ucapan tadi dengan sangat penuh percaya diri,  disaksikan  begitu banyak orang. Dari hal-hal kecil seperti itulah,  dignity, harga  diri kita sebagai bangsa dibangun oleh Bung Karno,  sehingga Indonesia  tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. 







 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar