Majalah Fortune kembali mengeluarkan daftar 20 perusahaan  yang paling banyak menghasilkan keuntungan selama 8 tahun terakhir.  
Seperti dikutip VIVAnews.com dari lamanmoney.cnn.com,  Kamis, 12 Mei 2011 terdapat sekitar 20 perusahaan dari 500 perusahaan  yang terdaftar dalam Fortune 500 yang mencetak laba sepanjang 8 tahun  berturut-turut.
Berikut 10 perusahaan raksasa yang menghasilkan keuntungan terbesar selama delapan tahun terakhir itu:
1. Exxon Mobile (Peringkat 2 Fortune 500)
Meski tahun ini mahkota Exxon Mobile sebagai perusahaan terbesar di  Amerika Serikat sudah digantikan Wall-Mart, namun perusahaan ini mampu  menjadi penghasil untung terbesar. Dengan berlalunya era resesi, Exxon  telah mampu meningkatkan pendapatan sebesar 59 persen yang dipicu oleh  kenaikan harga minyak seiring perbaikan ekonomi global.
Perlu diingat, minyak kini bukanlah segalanya bagi Exxon.
Setelah 2009, Exxon berhasil mencapai kesepakatan raksasa dengan XTO,  perusahaan yang memiliki cadangan gas setengah dari produksi Exxon di  dunia. Walaupun pergerakan harga gas yang memang lamban, Exxon masih  menjadi perusahaan nomor satu dalam daftar Fortune kali ini.
Alasannya, keuntungan Exxon sebesar US$30,5 miliar pada 2010  mengejutkan pesaing terdekatnya sebagai sesama perusahaan minyak yaitu  Chevron dengan perbedaan US$10 miliar. Bahkan, keuntungan Exxon ini  tercatat 52 kali lebih besar dibandingkan rata-rata keuntungan 500  perusahaan yang tercatat dalam Fortune 500.
2. AT&T (Peringkat 12 Fortune 500)
Walaupun tidak memasukkan hasil kesepakatan besar dengan T Mobile  yang berlangsung tahun ini, AT&T terus berjaya. Pada 2010, produk  iPhone dijual layaknya Gangbusters, kualitas jaringan yang terus  berkembang, serta pendapatan dari wireless data hingga hampir 30 persen,  atau tertinggi di antara industri telekomunikasi raksasa.
Keuntungan AT&T meroket hingga 60 persen pada tahun ini atau  sebesar US$19,9 miliar. Langkah perusahaan melakukan sejumlah divestasi  membuat AT&T berada pada posisi kedua sebagai perusahaan dengan  keuntungan terbesar.
Sampai kapan posisi ini bisa bertahan, sangat tergantung pada  bagaimana AT&T bisa melakukan bisnis dengan lebih atraktif guna  menjaring konsumen. Apalagi, setelah AT&T kehilangan hak eksklusif  dalam penjualan iPhone yang beralih ke Verizon. Upaya lain adalah  peningkatan dalam kualitas pelayanan jaringan.
3. Chevron (Peringkat 3 Fortune 500)
Catatan keuangan Chevron terlihat sangat bagus. Hal itu ditandai  dengan pendapatan yang meningkat 82 persen pada 2010 atau dengan laba  mencapai US$19 miliar. Marjin dari industri pengolahan yang lebih baik  dan harga minyak mentah yang lebih tinggi membuat keuntungan Chevron  berada pada posisi kedua perusahaan minyak terbesar asal AS.
Hal yang tidak begitu menggembirakan, Chevron hanya mengganti seperempat dari minyak dan gas yang dipompa dari ladang minyaknya.
Tahun lalu, Chevron tercatat sebagai perusahaan yang memperoleh rasio  penggantian cadangan minyak terendah untuk rentang waktu 10 tahun, dan  jauh di belakang dari target industri yang ingin mengganti cadangan  minyak sebesar 100 persen per tahun.
Chief Executive Officer (CEO) John Watson tampaknya  mengikuti langkah pendahulunya untuk meningkatkan produksi, namun  menghadapi masalah untuk menemukan proyek baru.
 4. Microsoft (Peringkat 38 Fortune 500)
Meski tidak mengeluarkan produk yang sedang hot seperti telepon  bergerak ataupun tablet, pendapatan Microsoft diketahui lebih baik  dibandingkan pesaingnya yang bergerak di industri teknologi.
Microsoft pantas berterima kasih pada produknya Windows 7. Microsoft  membuat sahamnya di Wall Street seolah terbang setelah menyatakan telah  mampu menjual 175 juta kopi sistem operasi Windows 7 sejak diluncurkan  pertama kali pada akhir 2009. Langkah ini tentu saja membuat keuntungan  Microsoft melonjak 29 persen atau menjadi US$18,8 miliar dan  menjadikannya sebagai pemimpin di industri teknologi
5. JP Morgan Chase & Co (Peringkat 13 Fortune 500)
JP Morgan tidak diragukan lagi sebagai pemimpin dalam perbankan AS,  dan hal itu terbukti dengan pendapatan 2010 yang menjadi rekor baru  perusahaan sepanjang sejarah. Bahkan, perolehan pendapatan itu melebihi  pencapaian pada saat booming.
Bank ini memperoleh keuntungan pada 2010 hingga US$17,4 miliar yang  berasal dari berbagai lini bisnis mulai dari kartu kredit sampai jasa  penjamin emisi hingga kredit korporasi. Hal itu seiring pulihnya  perekonomian AS dan kerugian atas pinjaman yang menurun.
Cadangan dari pinjaman yang macet kini telah diubah dan itu berarti  membuat miliaran dolar AS berubah menjadi keuntungan. Walaupun JP Morgan  masih harus berhadapan dengan proses pengadilan dari kasus kredit  kepemilikan rumah AS (subprime mortgage), serta dari sejumlah pemodal yang mencari pengembalian dana produk subprime mortgageyang berujung pada munculnya masalah.
Setidaknya, hingga saat ini JP Morgan masih tercatat sebagai salah satu bank paling kuat di dunia.
6. Wal-Mart (Peringkat 1 Fortune 500)
 Wal-Mart memang bertahan pada posisi pertama dalam daftar Fortune 500,  namun posisi mereka turun tiga tingkat dalam daftar perusahaan yang  memperoleh keuntungan terbesar. Penyebabnya, tak lain adalah  kekhawatiran konsumen terhadap ancaman resesi.
Di tengah penurunan mendalam itu, Wal-Mart terpaksa menurunkan harga  segala produknya dan memikat konsumen AS. Pada 2010, Wall Mart mencetak  keuntungan US$16,4 miliar.
Namun, Wal-Mart tidak bisa mempertahankan strateginya itu pada 2010.  Laporan perusahaan menyebutkan penjualan turun sepanjang tahun itu.
Rantai pemasukan perusahaan dari lini bisnis pertokoan dan layanan  online juga perlahan dikhawatirkan mengganggu kinerja Wal-Mart. Upaya  perusahaan masuk ke bisnis pakaian tampaknya belum menunjukkan hasil  optimal.
7. International Business Machines (IBM)
Chief Executive Officer (CEO) IBM, Sam Palmisano, yang  mengambil strategi dengan titik berat pada perangkat lunak dan pelayanan  itu telah meningkatkan kinerja perusahaan berjuluk Big Blue tersebut.  Tahun lalu, IBM membukukan keuntungan US$14,8 miliar.
Keuntungan IBM tercatat tumbuh 10 persen tahun lalu seiring pemulihan  ekonomi global pasca resesi. Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2010 telah  membuat banyak perusahaan menggunakan IBM untuk melayani nasabah serta  tugas-tugas kantor lainnya.
Palmisano mengatakan, bisnis komputer berbasis internet dan perangkat  lunak untuk keperluan analisis akan menjadi tumpuan perusahaan ke  depan, dan IBM membenamkan investasi cukup besar untuk itu.
Sebagai contoh, IBM meluncurkan Smarter Planet, yaitu penggunaan  teknologi komputer untuk memantau kepadatan jalan raya dan juga bisa  digunakan di rumah sakit.
8. Apple (Peringkat 35 Fortune 500)
Dengan banyaknya inovasi yang ditelurkan Apple seperti iPhone, iPhad,  dan App Store, perusahaan teknologi paling bergengsi ini melaju menjadi  satu perusahaan yang menangguk keuntungan besar. Laba bersih Apple  selama 2010 melonjak 146 persen menjadi US$14 miliar.
Lonjakan keuntungan ini tidak lepas dari booming-nya  penjualan iPhone di seluruh dunia serta peluncuran produk iPad yang baru  saja dimulai, dipastikan bakal mendorong pendapatan perusahaan.
Perusahaan teknologi yang menjadi pesaing Apple mungkin tidak mau  mendengar informasi ini, yaitu Apple tidak menunjukkan tanda-tanda untuk  memperlambat upayanya untuk terus berinovasi. Pada kuartal terakhir  2010, Apple mencetak rekor penjualan dan keuntungan.
9. Johnson&Johnson (Peringkat 40 Fortune 500)
Johnson&Johnson (J&J) tahun lalu mengalami masa paling sulit  dalam sejarah perusahaan, yaitu penarikan sejumlah produk obat,  publikasi yang buruk, serta harga saham yang terus merosot. Bagi  perusahaan lain, kondisi itu mungkin sudah dianggap sebagai sebuah  musibah.
Namun, di tangan J&J, kondisi itu berhasil dikelola, sehingga  bisa menghasilkan kenaikan keuntungan sebesar 9 persen atau menjadi  US$13,3 miliar.
Pertumbuhan yang dicapai J&J merupakan bukti mengapa perusahaan  raksasa di bidang farmasi ini memperoleh peringkat perusahaan terhormat.  Dengan bisnis yang bergerak di perlengkapan kesehatan, obat-obatan  dengan resep dokter, dan produk konsumen lainnya, J&J tampak bisa  melakukan segalanya.
Langkah-langkah perusahaan dipastikan akan merengkuh kembali  konsumennya yang hilang karena penarikan produk Tylenon serta produk  obat lainnya, sehingga berdampak pada penurunan penjualan hingga 29  persen pada kuartal IV-2010.
 10. Berkshire Hathaway (Peringkat 7 Fortune 500)
Kini adalah saatnya bagi Warren Buffet sebagai pemilik Berkshire  Hathaway setelah kesepakatan besar dengan perusahaan konstruksi jalan  Burlington Northen Sante Fe ditandatangani pada 2010.
Pendapatan Berkshire tercatat melonjak 61 persen dengan laba bersih  tercatat US$13 miliar seiring meningkatnya pendapatan Burlington.  Kenaikan saham di bursa juga mengangkat nilai saham Berkshire dan anak  usahanya. Pertumbuhan ekonomi juga membantu anak usaha Berkshire untuk  terus tumbuh.
Burlington Northern sendiri menambah pundi laba bagi Berkshire  sebesar US$2,2 miliar. Tapi, tetap saja, Buffet merendah dengan hasil  yang diperoleh, apalagi jika melihat pada nilai buku per saham  Berkshire.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar